Kita Tidak Mulai Pada Titik yang Sama
Semua manusia itu dikasih waktu yang sama oleh tuhan, waktu yang dikasih oleh tuhan sekitar 24 jam perhari semua sama tanpa terkecuali. Tapi kenapa, hasil yang didapatkan tiap orang itu berbeda-beda. Ada orang yang masuk kampus satu angkatan, ada yang sudah selesai tapi ada juga yang masih saja belum. Ada orang yang masuk sebuah perusahaan diwaktu yang sama, ada yang dibayar 10 juta perbulan tapi ada juga yang masih 5 juta perbulan. Ada orang yang memulai bisnis dengan waktu yang sama, modal yang sama dan diwaktu yang bersamaan tapi hasilnya tiap orang berbeda-beda.
Sebenarnya kenapa bisa terjadi perbedaan itu? Kalau saya bertanya kepada kamu, kamu pasti akan menjawab "Ya wajarlah dia dari sananya memang udah pintar", "Ya wajarlah dia punya bakat bisnis", "Ya wajarlah diakan saudaranya pemilik perusahaan", "Ya wajarlah diakan penjilat pasti disukai bos", "Ya wajarlah nasibnya lebih baik dari pada saya". Kalau kamu sudah punya pemikiran seperti itu, ya sudah urusan kita sudah selesai. Karna percuma ngomomg lebih lanjut kalo mentalmu aja udah ke blok dengan pikiran-pikiran negatif seperti itu. Mau dikasih masukan apapun tidak akan terjadi perubahan, siapapun yang berbicara tidak akan mampu mengubahmu karna mentalmu aja udah ke blok duluan.
Mungkin memang benar kalau manusia tidak memulai pada titik yang sama, ada yang terlahir sebagai anaknya orang kaya sehingga dia tidak galau tentang masalah keuangan, ada yang saat kuliah sudah dikasih fasilitas yang sangat melimpah, perusahaan milik adiknya bapaknya sedangkan bapakmu biasa-biasa saja, sama sama punya kafe tapi karna kamu tidak punya modal sehingga kamu harus merintis dari awal dan menjadi karyawan kafe dulu sedangkan yang lain langsung membuat sebuah kafe dengan modal yang berasal dari keluarganya. Banyak sekali faktor yang terjadi diluar kendali kita. Kita tidak bisa memilih untuk terlahir dari orang tua yang mana, bentuk wajah yang seperti apa, itu bukan pilihan kita karna itu diluar kendali kita. Tidak semua orang memulai dari titik yang sama, ada yang memulai dari titik 0, ada yang mulai dari 6 ada yang mulai bahkan dari minus 8, ada juga yang memulai sudah dari titik yang sudah 78, tapi haruskah hal tersebut dijadikan alasan pembenaran untuk kalah dari orang lain.
Kalau mereka memulai dari titik teratas sedangkan kamu harus mulai dari titik terendah, terus kenapa? mau mundur dan terima saja? kalau mereka bisa membuat hal besar karna kondisi mereka sudah diuntungkan dan kamu memulai dari bawah terus kita mau protes kemana? Apakah kita akan menyerah begitu saja membiarkan mereka sukses dan kita sukses membangun alasan. Ketika orang tua kita tidak punya apakah kita tidak boleh memutus garis kemiskinan, kita mau hidup begini saja membiarkan orang lain semakin kaya dan kitatidak ada perkembangan apa apa. Sobat orang sukses punya 1001 cara untuk sukses dan orang gagal punya 1001 alasan untuk gagal, jangan sesali sesuatu yang sudah terjadi diluar kendali kamu dan berdamailah dengan dirimu dulu, terima apa adanya kamu lalu berikanlah respon positif terhadap apa yang terjadi dengan kamu.
Waktu kita sama-sama 24 jam tapi yang membedakan ialah orang sukses mampu memanfaatkan 24 jamnya tapi orang gagal menyia-nyiakan 24 jamnya itu. Tidak usah melihat kesuksesan orang lain, tidak perlu mengalahkan orang lain, fokuslah untuk menjadi lebih baik dari kamu yang sebelumnya.Jangan buang waktumu hanya untuk menyesali apa yang sudah terjadi pada dirimu, jangan buang energimu hanya untuk sirik dengan kesuksesannya orang lain, pergunakan waktumu dan energimu untuk menerima apa adanya kamu dan berusahalah untuk menjadi lebih baik tiap harinya. Berdamailah dengan apa yang terjadi pada dirimu semua manusia pasti punya kelemahan dan kelebihan, jangan selalu menganggap diri kita kurang dan orang lain lebih karna manusia diciptakan dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jangan selalu mengutuk keadaan dan jangan selalu merasa kurang. Jangan mengutuk pekerjaanmu karna pekerjaanmu yang banyak ialah impian bagi para penganguran, jangan mengutuk anakmu yang berisik karna anak yang berisik adalah impian bagi orang yang ditakdirkan untuk tidak memiliki anak, jangan mengutuk rumahmu yang kecil karna rumahmu yang kecil adalah impian untuk orang uzur dan terusir, jangan mengutuk hartamu yang sedikit karna hartamu yang sedikit adalah impian untuk orang yang terlilit hutang.
Bersyukurlah bahkan untuk sendal jepit yang kamu milikipun, diluaran sana sendal jepit itu ialah impian bagi orang yang tidak memiliki kaki. Sadarilah bahwa kamu terlahir dengan banyak potensi, kamu terlahir dengan banyak kebaikan dan kepercayaan, kamu terlahir dengan cita-cita dan mimpi, kamu terlahir dengan sayap-sayap yang indah. Belajarlah dan gunakanlah sayap tersebut dan terbanglah setinggi yang kamu mampu, memang kata orang jangan terbang tinggi-tinggi nanti kalau jatuh sakit tapi kamu tidak akan melihat yang indah kalau kamu tidak terbang tinggi. Memang banar kita tidak mulai dengan titik yang sama tapi kalau kita mau berusaha dan berdoa kita akan berakhir dengan titik yang kita inginkan.
Jangan sesali semua yang terjadi diluar kendalimu, berdamailah dengan dirimu dan fokuslah untuk mencapai titik yang mau inginkan karna kemauanmu untuk sukses harus lebih besar dari katakutanmu akan kegagalan. Jangan menyerah selama masih ada sesuatu yang bisa kamu lakukan, Kita hanya akan benar-benar kalah ketika kita berhenti berusaha.
Karya : Abdi Suardin