Akan Menjadi Sebuah Cerita Di Masa Depan
Pagi itu sepasang burung terlihat terbang kesana kemari
untuk menyambut pagi. Hari itu adalah hari dimana aku akan pulang ke daerahku
untuk melaksanakan libur kuliah pertamaku. Kulihat burung itu terbang diantara
dedaunan, tanpa terasa ternyata hari semakin siang dan akupun mulai untuk menyiapkan apa yang ingin kubawa. Waktupun berlalu akupun telah sampai
didesa yang selama ini kurindukan.
Kurindu dengan kehidupan desaku, kurindu dengan kehidupan yang selama
ini kutinggalkan demi mengejar cita-citaku diperantauan. Selama 6 bulan aku
kuliah telah banyak sekali perubahan yang ada didesa ku. Lapangan yang semasa
kecil aku gunakan untuk bermain bersama teman masa kecilku sekarang telah berubah
menjadi sebuah bangunan yang menjadi tempat perbelanjaan.
Sepintas terbersit kenangan masa kecilku. Masa dimana aku masih polos dan lugu. Tidak
begitu peduli dengan kehidupan luar.
Yang kupedulikan adalah yang penting kehidupanku bahagia. Tapi ketika
aku memasuki SMA aku mulai menyadari bahwa kehidupan luar jauh lebih penting
daripada hanya bertumpu pada kehidupan pribadiku.
Kembali keceritaku, akupun sampai dirumah dan akupun
berkunjung kewarga sekitar tempat tinggalku. Keesokan harinya, Secercah cahaya pagi kembali menyinari mataku akupun terbangun kulihat seseorang
yang selama ini menjadi orang yang membimbing dan membina aku dari aku
kecil. Ya, tidak lain dan tidak bukan
adalah ayahku. Kulihat tangannya yang kasar dan banyak luka karena terlalu
sibuk mencari nafkah untuk menghidupi kami, kulihat keriput di wajahnya semakin bertambah banyak, akupun tersadar bahwa ayahku sudah bertambah tua dan aku berfikir selama ini belum ada
sedikitpun kebahagiaan yang aku berikan untuk ayahku. Selama ini aku hanya bisa
meminta uang tanpa berpikir seberapa sulit beliau mencari nafkah.
Akupun mendekati ayah dan membangunkannya "Bah bangun sholat subuh", Abah adalah
panggilan kami untuk ayah. Ayahpun terbangun dan segera akupun segera menyiapkan air untuk
beliau berwudhu. Setelah itu akupun
mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat bersama. Setelah sholat akupun mulai untuk
membersihkan rumah. Sekitar pukul
10 pagi, datang 2 orang yang menghampiri rumahku mereka adalah adik-adik pramuka yang selama ini aku tinggalkan. Mereka mengatakan bahwa hari ini
di SMP melakukan perkemahan dan aku disuruh
untuk mengisi materi di perkemahan tersebut.
Aku bingung karena aku tidak sedikitpun mempunyai persiapan dan akupun
bersiap siap untuk ke SMP. Setelah
selesai bersiap akupun langsung pergi ke SMPku kebetulan smpku tidak terlalu
jauh hanya memakan waktu 10 menit dari rumahku.
Sesampainya disana akupun disambut hangat oleh pembina
pramuka dan adik adik pramuka yang lain. Aku sangat senang karna akhirnya aku masih
diberikan kesempatan untuk bertemu dan bertatap muka lagi dengan mereka. Akupun masuk ruangan untuk mengisi materi
kepada adik-adik kelas 1 SMP yang baru mengikuti kegiatan pramuka. Tak lupa aku memberikan sedikit motivasi dan sedikit berbagi pengalaman selama mengikuti kegiatan pramuka. Setelah itu mereka melanjutkan kegiatan
perkemahan lainnya seperti outbond game dll.
Dan tak terasa 2
hari berlalu dan akupun izin untuk
kembali kerumah mereka pun mengucapkan banyak terima kasih karena aku telah
menyempatkan diri untuk sedikit barbagi pengalaman kepada merek yang baru
mengikuti pramuka dan Akupun berharap semoga dari cerita dan pengalaman yang
telah kuberikan menjadi motivasi untuk mereka supaya lebih giat lagi dalam
kegiatan dan mengenyam pendidikan lebih tinggi.
Sampai rumah Aku merasa sangat capek dan akhirnya aku memutuskan untuk tidur, tak lama aku terbangun karena ada seseorang yang
mengetuk pintu rumahku terlalu keras.
Memang sebelum tidur aku sempat mengunci pintu karena takut ada yang masuk tanpa izin. Akupun membukakan pintu dan betapa
terkejut nya aku karena itu adalah kakak ipar perempuanku dia menangis dan
memberi tahu bahwa Ayah ku terkena musibah ditimpa pohon ketika sedang bekerja dikebun, dan ayahku
tidak dibawa kerumah dulu melainkan langsung dibawa kerumah sakit.
Lalu semua anggota keluargaku ikut ke rumah sakit kecuali Aku, Aku tinggal dirumah sendiri. Mereka menyuruhku
dirumah supaya rumah ada yang menjaga dan kendaraan untu kerumah sakit juga kurang. Keesokan harinya kakakku dan
kakak iparku pulang dan aku bertanya mengenai keadaan ayah mereka berkata bahwa
keadaan ayah sudah mulai membaik dan aku disuruh untuk kerumah sakit menjaga
ayah.
Ketika dirumah sakit aku terkejut melihat ayah karena
mukanya banyak sekali luka dan beliau tidak bisa apa-apa selain berbaring di tempat
tidur rumah sakit. Akupun mendekati Ayah dan aku mulai mengajaknya berbicara. Tapi dari sekian banyak pertanyaan yang
kulontarkan tak satupun yang Ayah jawab.
Mungkin beliau masih sulit untuk berbicara.
Aku disana selama 3 hari. Hari keempat ayahpun diperbolehkan pulang. Dan kamipun pulang kerumah. 2 hari telah berlalu dan keadaan ayahku pun sudah makin
membaik, Hingga dihari ketiga pulangnya ayah dari rumah sakit malamnya aku
terbangun untuk melaksanakan sholat tahajud.
Tidak ada yang aneh dengan ayahku dia terlihat tidur pulas dikamar dan
akupun sholat, setelah selesai sholat aku kembali melihat ayah yang lagi tidur
betapa terkejutnya aku ternyata dari hidung ayah sebelah kanan keluar darah sangat
banyak. Aku menjerit sehingga membangunkan seisi rumah. Aku menangis melihat itu dan semua orang
panik melihat keadaan ayah (Selain kaget melihat kondisi ayah, aku adalah orang yang tidak bisa melihat darah yang berlebihan). Ayah masih
terlihat biasa saja beliau berkata bahwa beliau tidak apa apa.
Sampai lebih dari setengah jam darahnya pun masih
keluar. Dan kami pun memangil bidan yang
ada didekat rumahku. Bidanpun datang dan
berusaha untuk menghentikan darah yang keluar dari hidung ayah. Pada akhirnya bidan berkata bahwa ayahku harus
dibawa kerumah sakit lagi. Setelah itu
kami mencari mobil untuk membawa ayah kerumah sakit lagi.
Perjalanan ke rumah sakit itu kurang lebih satu jam selama di perjalanan aku hanya bisa menangis melihat keadaan ayah yang semakin lemah hingga pada pukul setengah 5 pagi kamipun sampai dirumah sakit. Sesampainya dirumah sakit ayah langsung ditangani oleh dokter. Tetapi sampai pukul setengah 6 pagi darah pun masih terus keluar sampai akhirnya hidung ayahku dimasukkan selang dan sebuah balon yang entah apa gunanya akupun tidak tau.
Dan pada akhirnya hidung ayahkupun tidak mengeluarkan darah
lagi, ketika dirumah sakit banyak sekali teman-temanku yang datang memberikan suport kepada kami. Akupun secara pribadi sangat berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu baik itu secara moral maupun materi, Setelah 3 hari ayahkupun diperbolehkan pulang dari rumah sakit dan pesan dokter
ayah tidak boleh melakukan kegiatan yang berat dan menggunakan tenaga. Semuanya
kembali normal seperti sedia kala. Yang
tersisa hanya kekhawatiran yang bisa saja timbul kembali jika terjadi sesuatu
kepada ayah kedepannya.
Itulah singkat cerita saya pada kali ini. Begitu banyak pengalaman yang
dapat saya ambil dari semua yang terjadi selama liburan ini, begitu banyak cerita lainnya yang tidak bisa ku ceritakan semua selama liburan ini begitu banyak cerita yang membuat ku jauh lebih baik lagi.
Pengalaman pertama liburan kuliahku ini akan menjadi
ceritaku kelak di masa depan. Akan kuceritakan semua pengalaman yang kudapat dan kuharap semua yang terjadi
menjadi sebuah motivasi diri untuk menjadi lebih baik lagi. Cerita ini kucukupkan
sampai disini apapun yang telah terjadi biarlah terjadi. Terima kasih untuk ketetapan indah yang selalu tuhan berikan. Karna yang harus aku yakini adalah segala
usaha dan apa yang dilakukan sekarang akan menjadi sebuah cerita dimasa depan
bahwasanya semua itu membutuhkan proses, dan proses itu akan terwujud jika
disertai dengan keinginan untuk belajar dari pengalaman sebab ada satu kalimat
yang selalu saya ingat
Kamu Bisa Menjadi Apa Yang Kamu Mau, Selama Kamu Benar Benar Tahu Apa Yang Kamu Mau